Sasuke POV
Wanita itu datang disaat aku membencinya. Ya, aku membencinya karena ia telah membuatku terpaksa menikahinya. Namanya Hinata, bagiku ia merupakan wanita licik. Ia membuat keluarga ku begitu menyayanginya bahkan ibuku pun sangat menyayanginya. Ibuku memaksa ku untuk menikahi wanita itu walaupun aku tidak mencintai Hinata sama sekali.
Aku telah memiliki seorang yang aku kasihi. Namanya Sakura, dia cantik, memuliki kulit eksotis dan kaki yang jenjang, idaman para pria, periang, mmpunyai kepribadian yang cerah, serta pintar dalam segala hal. Aku telah mengenalnya selama 9 tahun, semenjak aku kuliah yakni sejak aku berumur 18 tahun. Kami berkuliah ditempat yang sama. Aku bertemu dengannya di mata kuliah komunikasi. Saat itu, aku terkesima melihat nya. Dia sangat pintar berbicara di depan umum. Mulai dari saat itu aku memperhatikannya. Hingga saat 3 bulan kami bertemu, dia mengajakku berkenalan lebih dekat. Aku mengiyakan tawarannya. Sejak saat itu, aku dan sakura menjadi bersahabat, kemudian Skaura memperkenalkanku kepada Naruto ynag merupakan sahabat sakura sejak SMP. Aku pun bersahabat dengan keduanya.
Sakura selalu memberikan ku perhatian lebih dibandingkan Naruto. Aku menyadari itu ketik Sakura lebih memilih datang ke acara pelantikan ku sebagai penerus perusahaan Uciha dibandingkan menjenguk Naruto yang sedang sakit akibat kelelahan kerja di lapangan. Akibat perhatian lebih yang Sakura berikan kepadaku, aku mulai menyukainya. Tidak, aku bahkanmencintai Sakura. Aku menyatakan perasaan ku diumur ku yang ke 23 di rooftop restauran milik keluarga ku. Ku lihat ekspresinya sangat bahagia. Hari itu, aku mengecup bibirnya untuk pertama kali.
Hububgan kami berjalan selama 4 tahun, namun ibuku tidak menyetujui hubungan ku dengan Sakura. Ibuku beralasan bahwa Sakura bukan merupakan tipe perempuan yang menyayangi keluarga. Ibuku mengajukan sebuah syarat bahwa aku harus menikahi hinata jika aku ingin diberi warisan Uciha Corp. Aku yang hanya bergantung pada perusahaan ditambah posisiku belum terlalu kuat sebagai pemegang saham pun hanya dapat pasrah terkait tawaran ibuku.
Aku pun membicarakan hal tersebut dengan Sakura, ia tak keberatan apabila harus menjalani hububgan secara diam diam nanti setelah aku menikah dengan Hinata. Aku pun memutuskan bahwa aku akan menikahi Hinata namun pernikahan itu hanya ada di atas kertas. Aku tak akan memberinya kasih sayang, apalagi cinta. Aku akan membiarkannya bertindak sesuka hatinya dan menyuruhnya untuk menjauhi segala urusan ku.